ANALISA JURNAL
TEORI EKONOMI
“Usaha Tani
Bawang Putih”
DISUSUN OLEH:
CANDY GLORIA 2121
0516
MUTHIYA GABRIELA MALAWAT 2421
0878
Kelas:
SMAK 04
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA JURNAL
I.
JUDUL :
Analisis Efisiensi Penggunaan
Faktor-faktor Produksi
Pada Usaha Tani Bawang Putih
(Studi Kasus di
Kecamatan Sapuran, Wonosobo)
PENGARANG : CLAUDIO SATRYA
WIDYANANTO
TAHUN : 2010
II.
TEMA :
Usaha Tani Bawang Putih di Indonesia
III.
LATAR BELAKANG MASALAH
A. Fenomena
Sektor petanian pangan biasanya diusahakan oleh rakyat kecil,
salah satu komoditas tanaman pangan yaitu
bawang putih. Bawang putih termasuk komoditas yang menjadi perhatian dari
sekian banyak komoditas pertanian karena jumlah produksinya yang semakin
menurun dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Pengembangan usahatani bawang putih perlu dilakukan terkait dengan
kebutuhan konsumsi bawang putih seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Oleh karena itu usaha tani bawang putih diarahkan untuk dapat memacu peningkatan
produktivitasnya. Namun, yang terjadi adalah produktivitas bawang putih selama
4 tahun terakhir (2005 – 2008) selalu menurun tiap tahunnya dengan rata-rata
penurunan 15,96 persen per tahun.
Produksi bawang putih di daerah Wonosobo merupakan yang terbesar
di Jawa Tengah selama tahun 2004 hingga tahun
2007 dan terbanyak ke dua di Jawa Tengah untuk tahun 2008. Namun potensi yang
dimiliki Kabupaten Wonosobo kurang mampu dikelola dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi bawang
putih di Kabupaten Wonosobo selama tahun 2004 hingga tahun 2008 yang selalu
mengalami penurunan seiring dengan berkurangnya luas panen, akan tetapi jumlah
rata-rata produksi bawang putih tidak mengalami tren menurun, justru cenderung
fluktuatif. Keadaan ini dapat dilihat ketika tahun 2004 rata-rata produksi
bawang putih mencapai 48,73 kwintal/hektar. Fenomena
ini menunjukkan bahwa rata-rata produksi tidak hanya dipengaruhi oleh luas
panen saja seperti yang diperlihatkan oleh Tabel 1.6.
B. Riset Terdahulu
Nilai produktivitas ini masih tergolong rendah dan masih
berpeluang untuk ditingkatkan karena berdasarkan hasil penelitian Tety Suciaty
(2004) faktor bibit memegang peranan yang penting untuk menunjang keberhasilan
produksi tanaman, selain itu juga penggunaan bibit yang bermutu tinggi
merupakan langkah awal peningkatan produksi.
C. Motivasi Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pengaruh penggunaan faktor produksi luas lahan,
bibit,pupuk, fungisida, insektisida dan tenaga kerja, terhadap jumlah produksi
dalam kegiatan usahatani bawang putih di Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo.
2. Menganalisis
tingkat efisiensi teknis, efisiensi harga, maupun efisiensi ekonomis dalam
kegiatan usahatani bawang putih di Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo.
IV.
METODOLOGI
A. Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer.
1. Data Primer
Data primer yang digunakan antara lain
meliputi: data pemakaian faktor produksi usaha
tani bawang putih, dan jumlah produksi dalam satu kali masa panen bawang putih.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan bersumber dari: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonosobo, Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo, serta beberapa sumber lain yang terkait.
B. Variabel
Persamaan analisis linier berganda yang digunakan dalam penelitian
ini merujuk pada persamaan yang digunakan oleh Tety Suciaty (2004) sebagai
berikut :
LnY = Ln a + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 + b5 Ln X5 +
b6 Ln X6 +
bn Ln Xn + V..………………… …………………………………………… ( 3.1 )
dimana :
Y = jumlah produksi bawang putih yang dihasilkan dalam satu kali
masa panen (Kg).
X1 = luas lahan yang digunakan dalam satu kali masa tanam. (m2)
X2 = jumlah benih atau bibit digunakan dalam satu kali masa tanam
(Kg)
X3 = jumlah seluruh pupuk yang digunakan dalam satu kali masa
tanam diakumulasikan dalam satuan (Kg).
X4 = jumlah seluruh pestisida yang digunakan dalam satu kali masa
tanam diakumulasikan dalam satuan (Lt).
X5 = jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam satu kali masa tanam
(hari
orang kerja/HOK).
a,b = besaran yang akan diduga
V
= kesalahan (disturbance term)
C. Metode Penelitian
v
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara menggunakan kuesioner atau survei.
v
Metode
Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua
analisis, yakni analisis regresi berganda dan analisis efisiensi. Analisis
regresi berganda digunakan guna menjawab tujuan penelitian yang pertama, yakni
mengetahui pengaruh penggunaan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja terhadap
jumlah produksi bawang putih.
V .
HASIL
dan ANALISIS
Efisiensi Harga dan
Ekonomi
Pembahasan efisiensi harga dan efisiensi ekonomi akan menghasilkan tiga
hasil kemungkinan yaitu:
(1) jika nilai efisiensi lebih besar dari 1, hal ini berarti digunakan
dalam menjalankan usahatani bawang putih adalah luas lahan bahwa efisiensi yang
maksimal belum tercapai, sehingga penggunaan faktor produksi perlu ditambah
agar mencapai kondisi yang efisien. (2) jika nilai efisiensi lebih kecil dari
satu, hal ini berarti bahwa kegiatan usahatani yang dijalankan tidak efisien,
sehingga untuk mencapai tingkat efisien maka faktor produksi yang digunakan
perlu dikurangi.
(3) jika nilai efisiensi sama dengan satu, hal ini berarti bahwa kondisi
usahatani yang dijalankan sudah mencapai tingkat efisien dan diperoleh
keuntungan yang maksimum.
Input yang digunakan dalam menjalankan usahatani bawang putih
adalah luas lahan, bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja.
VI.
KESIMPULAN dan REKOMENDASI
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh
penggunaan faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk, fungisida,insetisida, dan
tenaga kerja terhadap jumlah produksi bawang putih dengan menggunakan model
analisis linier berganda selain itu juga bertujuan untuk mengetahui tingkat
efisiensi produksi pada usahatani bawang putih di Kecamatan Sapuran, Kabupaten
Wonosobo yang dilihat dari efisiensi tehnik, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi.
REKOMENDASI
Disarankan
kepada petani untuk lebih banyak menanam bawang putih lokal dimana masih
sedikitnya bawang putih lokal dipasaran dan juga disarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk menetapkan kadar vitamin dan mineral yang lain yang terdapat
pada bawang putih.
Referensi : http://eprints.undip.ac.id/22608/1/CLAUDIO_SATRYA_WIDYANANTO.PDF