:)

:)
WELCOME TO MY BLOG :) HAPPY READING :) I HOPE USEFUL FOR YOU !!! AND PLEASE LEAVE A COMMENT :)

Kamis, 31 Maret 2011

Sektor Industri (Industrialisasi)


Pendahuluan

Usai Perang Dunia II, proses dikolonisasi berlangsung dibanyak belahan dunia. Negara – negara di Asia dan Afrika yang tadinya dijajah oleh berbagai bangsa dari Eropa berhasil memerdekakan diri secara politik dan militer.

Tetapi ada bekas yang masih tertinggal sampai kini dari keterjajahan bangsa-bangsa Asia dan Afrika itu. Yakni suatu kepercayaan bahwa model pembangunan yang sebaiknya mereka terapkan adalah industrialisasi yang konsepnya sudah diuji coba oleh para penjajah mereka dan terbukti berhasil menciptakan keunggulan bangsa-bangsa Eropa atas mereka.

Hasil dari industrialisasi adalah tumbuh suburnya perusahaan-perusahaan industri / pabrik-pabrik yang ada dimana-mana. Hal tersebut dapat dikatakan munculnya sektor industri.

            Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor ini tidak saja berpotensi mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu memberikan kontribusi yang besar dalam transformasi structural bangsa kea rah modernisasi kehidupan masyarakat yang menunjang pembentukan daya saing nasional. Selama dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi, peran sektor industry terhadap perekonomian nasional di Indonesia hamper mencapai 25%.




Pembahasan


Revolusi Industri di Eropa


Selama tahun 1700-an M dan awal 1800-an, terjadi perubahan-perubahan besar dalam kehidupan dan pekerjaan manusia dibanyak belahan dunia, yang diistilahkan sebagai Revolusi Industri. Revolusi Industri yang bermula di Inggris selama 1700-an dan mulai menyebar kebagian lain Eropa dan Amerika Utara pada awal 1800-an. Dan menjelang 1800-an, industrialisasi telah menyebar ke seantero Eropa Barat dan Timur Laut Amerika Serikat.

Revolusi Industri telah menciptakan pertambahan yang sanggat besar dalam produksi beragam jenis barang. Begitu revolusi industri tumbuh, para penanam modal swasta dan lembaga-lembaga keuangan dibutuhkan untuk menyediakan modal (uang) demi perluasan lebih lanjut industrialisasi.

Sebagian besar sejarawanpun sepakat bahwa revolusi industri tersebut adalah titik balik kehidupan dunia yang sangat penting. Ia telah mengubah dunia Barat dari masyarakat desa dan agraris menjadi masyarakat kota dan industri. Industrialisasi telah membawa banyak manfaat material, namun ia juga menciptakan masalah-masalah besar yang terus mengancam sampai kini. Sebagai contoh, kebanyakan negara industry menghadapi masalah pencemaran udara dan air.



Pengertian Industri dan Industrialisasi


Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaannya. Sedangkan menurut Sukirno, industri adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor sekunder. Kegiatan itu antara lain adalah pabrik tekstil, pabrik perakitan dan pabrik pembuatan rokok. Dari beberapa pengertian industri maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa industri adalah kumpulan dari beberapa perusahaan yang memproduksi barang-barang tertentu dan menempati areal tertentu dengan output produksi berupa barang atau jasa.

Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul dari pengembangan yang mantap, penelitian dan penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan spesialisasi, menggunakan alat-alat bantu mekanik, kimiawi, mesin, dan organisasi serta intelektual dalam produksi. Industrialisasi dalam arti sempit, menggambarkan penggunaan secara luas sumber-sumber tenaga non-hayati dalam rangka produksi barang atau jasa.

            Industrialisasi tidak hanya terdapat pada pabrik/manufaktur, tapi bisa juga meliputi pertanian karena pertanian tidak bisa lepas dari mekanisasi (pemakaian sumber tenaga non-hayati). Demikian pula halnya dengan transportasi dan komunikasi.


Klasifikasi Industri 

  1. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja :

a.       Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Cirri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya : industri anyaman, industri kerajinan, industri makanan ringan dan industri tempe/tahu.

b.      Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 – 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya : industri genteng, industri pengelolahan rotan, dan industri batubata.

c.       Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 – 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajemen tertentu. Misalnya : industri konveksi, industri keramik, dan industri bordir.

d.      Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya : industri tekstil, industri besi baca, industri mobil, dan industri pesawat terbang.

2.      Klasifikasi industri berdasarkan lokasi usaha

a.       Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b.      Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c.       Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Contoh : industri semen di Paliman dekat dengan batu gamping.

d.      Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan ditempat tersedianya bahan baku. Contoh : industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil.

e.       Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat diatas. Indusri ini dapat didirikan dimana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja. Contoh : industri elektronik dan industri transportasi.


3.      Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

a.       Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Contoh : industri kayu lapis dan industri baja.

b.      Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Contoh : industri mebel.

      4.      Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keterangan Menteri Perindustrian
            Nomor 19/M/I/1986 dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan

a.       Industri Kimia Dasar (IKD), yaitu industri yang memerlukan modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Diantaranya :

1.      Industri kimia organik
2.      Industri kimia anorganik
3.      Industri argokimia
4.      Industri selulosa dan karet

b.      Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE), yaitu  industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Diantaranya :

1.      Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian
2.      Industri alat-alat berat/konstruksi
3.      Industri mesin perkakas
4.      Industri elektronika
5.      Industri mesin listrik
6.      Industri kereta api
7.      Industri kendaraan bermotor
8.      Industri pesawat
9.      Industri logam dan produk dasar
10.  Industri perkapalan
11.  Industri mesin dan peralatan pabrik

c.       Aneka industri (AI). yaitu industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Diantaranya :

1.      Industri tekstil
2.      Industri alat listrik dan logam
3.      Industri kimia
4.      Industri pangan
5.      Industri bahan bangunan dan umum

d.      Industri Kecil (IK), yaitu industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana dan biasanya dinamakan industri rumah tangga. Contoh : industri kerajinan dan  industri alat-alat rumah tangga.

e.       Industri Pariwisata, yaitu industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan pariwisata. Diantaranya :

1.      Wisata seni dan budaya, seperti pertunjukan seni dan budaya
2.      Wisata pendidikan, seperti museum geologi
3.      Wisata alam, seperti pegunungan
4.      Wisata kota, seperti tempat hiburan


Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi

Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, Pembangunan industri merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.

Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainnya.  Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia.

Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa.

Seperti diungkapkan sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli) tersebut menunjukan bahwa perekonomian itu tumbuh pesat.


Kesimpulan


Setelah melihat industri dari berbagai perspektif, maka dapat disimpulkan peranan yang diharapkan dari industri terhadap pembangunan. Pertama, industrialisasi bukanlah suatu “obat yang paling mujarab” untuk mengobati keterbelakangan. Tidak ada satupun faktor produksi, atau kebijaksanaan, atau sektor, yang bisa menyelesaikan secara sendiri-sendiri proses pembangunan. Demikian pula halnya dengan industri. Tetapi sektor industri mempunyai 2 pengaruh yang penting dalan setiap program pembangunan. Pertama, produktivitas yang lebih besar dalam industri merupakan kunci untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Kedua, industri pengolahan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar bagi Industri Subsitusi Impor (ISI) yang efisien dan meningkatkan ekspor daripada industri primer.



Daftar Pustaka


Kamis, 24 Maret 2011

Sektor Pertanian


Pendahuluan

Struktur perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai sekarang masih menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai langkah-langkah perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan mempertimbangkan usaha mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan daerah, sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi kembali sesuai dengan konteks kekinian dan tantangan perekonomian Indonesia di era globalisasi.

Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia.

Di banyak negara, sektor pertanian yang berhasil merupakan prasyaratan bagi pembangunan sektor industri dan jasa. Para perancang pembangunan Indonesia pada awal Orde Baru menyadari benar hal tersebut, sehingga pembangunan jangka panjang dirancang secara bertahap.  Pada tahap pertama pembangunan dititikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dan industri penghasil sarana produksi pertanian. Pada tahap kedua, pembangunan dititik beratkan pada industri pengolahan penunjang sekor pertanian yang selanjutnya secara bertahap dialihkan pada pembangunan industri mesin dan logam. Rancagan pembangunan seperti demikian, diharapkan dapat membentuk struktur perekonomian Indonesia yang serasi dan seimbang, tangguh menghadapi gejolak eternal dan eksternal. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.



Pembahasan


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. 

Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak. 

Pertanian juga merupakan sektor utama yang paling sentral bagi perkembangan perekonomian bangsa, sebagai tinjauan disaat sektor lain mengalami kemerosotan karena faktor krisis moneter, sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang mampu bertahan bahkan mengalami surplus pada tahun 1998, hal tersebut mengindikasikan bahwa potensi yang sangat besar berada di sektor pertanian terutama dengan berkembangnya peradaban dan arus  industrialisasi dunia yang menunutut kita untuk lebih mengoptimalkan pertanian indonesia. Indonesia merupakan ranah yang menggiurkan bagi industri pertanian.

Fenomena-fenomena alam yang asri senantiasa menyimpan potensi-potensi pertanian yang sangat bernilai. Letak goeografis Indonesia yang tepat berada di jalur katulistiwa juga menguntungkan bagi varietas-varietas bahan pertanian di Indonesia untuk tetap lestari dan bisa dibudidayakan dengan penerapan tradisional maupun penerapan teknologi (Agrotechnologi). Realita sumberdaya alam yang melimpah ruah seperti itu sewajarnya mampu membangkitkan Indonesia dari limbung negara miskin menjadi negara kaya karena hasil pertaniannya.

Seiring dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi teknis semakin berkurang.

Selain berkurangnya lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena pasokan air yang mengairi lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi yang ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan siklus cuaca El Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian. Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.

Sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi. Sektor pertanian juga sebagai sektor tempat mayoritas tenaga kerja Indonesia untuk  memperoleh penghasilan hidup. Sesuai dengan permasalahan di sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka kita mempunyai dua strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa depan. 

Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian, dan pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan sumber daya yang memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya, perlu dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan usahanya dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin banyak tenaga kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih menarik. Strategi kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini.

Struktur perekonomian Indonesia sekarang adalah refleksi dari arah perekonomian yang dilakukan di masa lalu. Era orde baru dan era reformasi juga telah menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor penting yang membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia.  Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita dapat meneruskan hasil dari kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah dibangun puluhan tahun lalu, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai saat sekarang ini.

Salah satunya dengan cara kita harus mengedepankan pemuliaan sumberdaya hayati tanaman yang menekankan penarapan dan pengembangan technologi sebagai basis dalam mengembangkan pertanian. Teknik-teknik pemuliaan baik berupa hydroponic, Green House sangat potensional bila diterapkan di tanah Indonesia yang memilki iklim basah. Dengan budidaya varietas secara ilmiah dan kompleks dengan metode bioteknologi kultur jaringan maupun technologi kultur jaringan terkini lainnya mampu menambahkan keragaman genetasi varietas dan secara tidak langsung memperkokoh ketahanan pangan negeri dengan swasembada dan menambah devisa negara dengan fondasi-fondasi produk-produk pertaniannya yang mencakup produk-produk Hortikultura, Perikanan, Kehutanan, Peternakan yang memilki nilai jual tinggi dan laris manis saat dipasarkan secara global melalui Agrobisnis Multinasional maupun Internasional. Tidak cukup hanya budidaya yang bisa diterapkan, tetapi inovasi baru agroteknologi juga merupakan hal yang essensial lain bagi perkembangan pertanian.

Kemudian yang perlu ditekankan lagi bahwa sistem industri belum tentu dapat diterapkan di negara agraris, karena kebanyakan penerapan industrialisasinya lebih menjurus kepada pengkonversian lahan-lahan pertanian yang berdampak buruk terhadap lingkungan seperti global warming, bencana alam. Dari sini kita mampu berfikir bijaksana melihat kearifan lokal yang ada bahwa alangkah lebih bijaknya apabila sektor pertanian tersebut lebih kita perhatikan dengan memasukan sektor industri secara intensif sebagai penunjang sektor pertanian indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil dengan efektif dan efisien.

Beberapa pertimbangan tentang pentingnya mengakselerasi sektor pertanian di Indonesia dikemukakan oleh Simatupang (1997) :

  • a.      Sektor pertanian masih tetap sebagai penyerap kerja, sehingga akselersi pembangunan sektor pertanian akan membantu mengatasi masalah pengangguran.

  • b.      Sektor pertanian merupakan penopang utama perekonomian desa dimana sebagian besar penduduk berada. Oleh karena itu, akselerasi pembangunan pertanian paling tepat untuk mendorong perekonomian desa dalam rangka meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk Indonesia dan sekaligus pengentasan kemiskinan.

  • c.       Sektor pertanian sebagai penghasil makanan pokok penduduk, sehingga dengan akselerasi pembangunan pertanian maka penyediaan pangan dapat terjamin. Langkah ini penting untuk mengurangi ketergantungan pangan pada pasar dunia.

  • d.      Harga produk pertanian memiliki bobot yang besar dalam indeks harga konsumen sehingga dinamikanya amat berpengaruh terhadap laju inflasi. Oleh karena itu, akselerasi pembangunan pertanian akan membantu menjaga stabilitas perekonomia Indonesia.

  • e.      Akselerasi pembangunan pertanian sangatlah penting dalam rangka mendorong ekspor mengurangi impor produk pertanian, sehingga dalam hal ini dapat membantu menjaga keseimbangan neraca pembayaran.


  • f.        Akselerasi pembangunan pertanian mampu meningkatkan kinerja sektor industri. Hal ini karena terdapat keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dengan sektor industri yang meliputi keterkaitan produk, konsumsi dan investasi.

Keterikatan antara sektor pertanian dengan sektor industri tidak hanya keterkaitan produk, tetapi ada media keterikatan lainnya yaitu keterikatan konsumsi, investasi dan tenaga kerja yang mampu menjelaskan secara lebih menyeluruh mengenai keterikatan kedua sektor tersebut. Hasil penelitian Roberts (1998) menunjukan bahwa :

  • a.      Semakin tinggi output sektor pertanian maka semakin tinggi pula pengeluaran untuk komoditas bukan pangan (nonfood) dan pengeluaran untuk pakaian.

  • b.      Semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka semakin tinggi pula simpanan (savings) rumah tangga.

Rabu, 16 Maret 2011

Kemiskinan dan Kesenjangan Pendapatan



Pendahuluan

Indonesia merupakan Negara yang jumlah penduduknya terbanyak dan menempati posisi ke 4 didunia. Dengan adanya jumlah penduduk yang banyak akan menimbulkan beban dan masalah bagi Negara.  Contoh : kemiskinan, kriminalitas dan kelaparan, namun masalah yang paling vital adalah kemiskinan. Kemiskinan  merupakan masalah yang harus diminimalisir karena kemiskinan akan menimbulkan berbagai macam persoalan dan kemiskinan merupakan akar dari semua masalah yang dihadapi Negara saat ini. Sudah berbagai upaya yang dilakukan pemerintah saat ini, namun pada halnya kemiskinan belum juga teratasi hingga kini. Menghilangkan kemiskinan boleh dikata mimpi atau hanya janji surga. Tapi mengurangi kemiskinan sekecil mungkin bisa dilakukan.

Selain kemiskinan, pengamatan terhadap kesenjangan pendapatan telah menarik perhatian bagi berbagai pihak baik perencana pembangunan, peneliti sosial, politisi maupun masyarakat madani. Peningkatan kesenjangan pendapatan antarpenduduk di suatu negara dan antarnegara perlu diwaspadai sebagai salah satu risiko serius dalam perekonomian global dekade mendatang. Secara politis, dunia kini mulai diwarnai tanda-tanda perpecahan horisontal bersamaan dengan bangkitnya rasa nasionalisme. Ini turut dipicu perbedaan pendapat di antarnegara mengenai metode kebijakan ekonomi yang inklusif bagi negaranya. Untuk memenuhi tantangan global ini, peningkatan kualitas tatakelola pemerintahan global jadi faktor krusial untuk menekan potensi konflik yang tercipta. Kondisi ini semakin diperuncing oleh perebutan dan gejolak harga tiga sumber daya strategis, yakni pangan, energi, dan air. Pembahasan dan interpretasi terhadap hasil pengamatan tentang kesenjangan pendapatan akan berbeda menurut sudut pandang, kepentingan dan ideology yang dianut oleh masing-masing pihak. Namun, berbagai pihak menyepakati tentang konsepsi kesenjangan pendapatan yang berlaku umum.


Pembahasan


I.                   Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

  • Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
  • Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
  • Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Mengukur kemiskinan

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskian relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, yang biasanya dapat didefinisikan di dalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud. Di Negara-negara maju, kemiskinan relative diukur sebagai suatu proporsi dari tingkat pendapatan rata-rata per kapita. Sebagi suatu ukuran relative, kemiskinan relative dapat berbeda menurut Negara atau periode di suatu Negara. Kemiskinan absolute adalah derajat dari kemiskinan di bawah, dimana kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak terpenuhi. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yang cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).

Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari. Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.

Garis kemiskinan didasarkan pada consumption based poverty line dimana terdapat dua elemen :
1. Pengeluaran yang diperlukan untuk standar gizi.
2. Jumlah kebutuhan lain yang bervariasi.


Faktor Penyebab kemiskinan

Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya memerlukan pananganan khusus, diantaranya :
1.       
  • Terbatasnya sumber daya alam
Sumber daya alam adalah semua benda yang merupakan hadiah alam, baik ada dipermukaan tanah atau yang menimpan didalamnya untuk dipergunakan dalam prosos produksi (Soeiti, 1998). Sumber daya alam bukanlah pilihan atau buatan manusia, tetapi sudah tersedia dibumi dan manusia dapat mengambil manfaat darinya. Kalau sumber daya alam ini buatan seseorang atau bangsa, tentu Negara yang miskin sumber daya alam akan berusaha untuk membuatnya. Pengolahan yang kurang baik, selain tidak dapat memberikan manfaat yang optimal juga tidak dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

  • Terbatasnya Sumber Daya Manusia
      Bahwa sumber manusia tidak dengan sendirinya menjadi sediaan yang langsung bermanfaat untuk menutupi kebutuhan hidup manusia didaerah atau Negara dengan sumber daya manusia.

Tingkat kerendahan dan tingkat kemiskinan disuatu Negara tergantung pada dua faktor utama yakni :
1. Tingkat pendapatan Nasional rata-rata
2. Lebar sempitnya Kesenjangan

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
  • Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin
  •  Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
  • Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar
  • Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
  • Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial. Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

Penyebab kegagalan program penanggulangan kemiskinan

Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin. Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.

Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal.


Strategi ke depan menaklukan kemiskinan

Strategi untuk mengatasi krisis kemiskinan tidak dapat lagi dilihat dari satu dimensi saja (pendekatan ekonomi), tetapi memerlukan diagnosa yang lengkap dan menyeluruh (sistemik) terhadap semua aspek yang menyebabkan kemiskinan secara lokal. Data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan atau sasaran dari kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, baik di tingkat nasional, tingkat kabupaten/kota, maupun di tingkat komunitas.

Ada beberapa program yang perlu dilakukan agar kemiskinan di Indonesia bisa dikurangi dan ditaklukan :

1.                  Meningkatkan pendidikan rakyat. 

Sebisa mungkin pendidikan harus terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya sekolah yang rusak menunjukkan kurangnya pendidikan di Indonesia. Tentu bukan hanya fisik, bisa jadi gurunya pun kekurangan gaji dan tidak mengajar lagi.


2.                  Pembagian tanah/lahan pertanian untuk petani. 

Paling tidak separuh rakyat (sekitar 100 juta penduduk) Indonesia masih hidup di bidang pertanian. Menurut Bank Dunia, mayoritas petani Indonesia memiliki lahan kurang dari 0,4 hektar. Bahkan ada yang tidak punya tanah dan sekedar jadi buruh tani. Kadang terjadi tawuran antar desa hingga jatuh korban jiwa hanya karena memperebutkan lahan beberapa hektar.


3.                  Tutup bisnis pangan kebutuhan utama rakyat dari para pengusaha besar. 

Para petani/pekebun kecil sulit untuk mengekspor produk mereka. Sebaliknya para pengusaha besar dengan mudah mengekspor produk mereka (para pengusaha bisa menekan/melobi pemerintah) sehingga rakyat justru bisa kekurangan makanan atau harus membayar tinggi sama dengan harga Internasional. Ini sudah terbukti dengan melonjaknya harga minyak kelapa hingga 2 kali lipat lebih dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan akibat kenaikan harga Internasional. Pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa. Jika produk utama seperti beras, kedelai, terigu dikuasai oleh pengusaha, rakyat akan menderita akibat permainan harga.


4.                  Lakukan efisiensi di bidang pertanian. 

Perlu dikaji apakah pertanian kita efisien atau tidak. Jika pestisida kimia mahal dan berbahaya bagi kesehatan, pertimbangkan predator alami seperti burung hantu untuk memakan tikus, dsb. Begitu pula jika pupuk kimia mahal dan berbahaya, coba pupuk organik seperti pupuk hijau/kompos. Semakin murah biaya pestisida dan pupuk, para petani akan semakin terbantu karena ongkos tani semakin rendah.


5.                  Data produk-produk yang masih kita impor. 

Kemudian teliti produk mana yang bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga kita tidak tergantung dengan impor sekaligus membuka lapangan kerja. Sebagai contoh jika mobil bisa kita produksi sendiri, maka itu akan sangat menghemat devisa dan membuka lapangan kerja. Ada 1 juta mobil dan 6,2 juta sepeda motor terjual di Indonesia dengan nilai lebih dari Rp 200 trilyun/tahun. Jika pemerintah menyisihkan 1% saja dari APBN yang Rp 1.000 trilyun/tahun untuk membuat/mendukung BUMN yang menciptakan kendaraan nasional, maka akan terbuka lapangan kerja dan penghematan devisa milyaran dollar setiap tahunnya.


6.                  Stop eksploitasi/pengurasan kekayaan alam oleh perusahaan asing. 

Kelola sendiri. Banyak kekayaan alam kita yang dikelola oleh asing dengan alasan kita tidak mampu dan sedang transfer teknologi. Kenyataannya dari tahun 1900 hingga saat ini ketika minyak hampir habis kita masih ”transfer teknologi”. Padahal 95% pekerja dan insinyur di perusahaan-perusahaan asing adalah orang Indonesia. Expat paling hanya untuk level managerial. Bahkan perusahaan migas Qatar pun di Kompas sering pasang lowongan untuk merekrut ahli migas kita. Saat ini 1.500 ahli perminyakan Indonesia bekerja di Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Qatar. Bahkan ada Doktor Perminyakan yang bekerja di negara Eropa seperti Noewegia.


7.                  Peningkatan fasilitas jalan dan listrik dipedesaan

Berbagai pengalaman di China, Vietnam, dan juga Indonesia sendiri menunjukan bahwa pembangunan jalan di area pedesaan merupakan cara yang efektif dalam mengurangi kemiskinan.


8.                  Perbaikan tingkat kesehatan melalui fasilitas sanitasi yang lebih baik

Indonesia sedang mengalami krisis penyediaan fasilitas sanitasi. Hanya kurang dari 1% limbah rumah tangga di Indonesia yang menjadi bagian dari sistem pembuangan.


9.                  Penghapusan larangan impor beras

Larangan impor beras yang diterapkan bukanlah menjadi kebijakan yang tepat dalam membantu petani, tetapi kebijakan yang merugikan orang miskin. Lebih dari 1,5 juta orang masuk dalam kategori miskin akibat kebijakan tersebut. Bahkan bantuan beras yang berasal dari Program Pangan Dunia (World Food Program) tidak diperbolehkan masuk ke Indonesia karena tidak memiliki izin impor. Kebijakan ini dimaksudkan untuk meningkatkan harga beras. Manfaat tersebut semakin terlihat tidak jelas karena harga beras ditingkat petani tidak mengalami kenaikan yang berarti sementara harga di tingkat pengecer naik cukup tinggi. Dapat dikatakan bahwa hanya para pedagang yang menikmati manfaat kenaikan harga tersebut.


10.              Pemabatasan pajak dan retribusi yang merugikan usaha lokal dan orang miskin

Salah satu sumber penghasilan terpenting bagi penduduk miskin didaerah pedesaan adalah wiraswasta dan usaha pendukung pertanian. Berbagai biaya yang timbul dari pemerintah daerah menghambat pertumbuhan usaha ditingkat lokal dan menurunkan harga jual yang diperoleh penduduk miskin atas barang yang mereka produksi.


11.              Pemberian hak penggunaan tanah bagi penduduk miskin

Adanya kepastian dalam kepemilikan tanah merupakan faktor penting untuk meningkatkan investasi dan produktifitas pertanian. Pemberian hak atas tanah juga membuka akses penduduk miskin pada kredit dan pinjaman. Dengan memiliki sertifikat kepemilikan mereka dapat meminjam uang, menginvestasikannya dan mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari aktifitas mereka.


12.              Membangun lembaga-lembaga pembiayaan mikro yang memberi manfaat 

Lembaga-lembaga ini dapat diandalkan untuk melayani masyarakat miskin secara lebih luas. Dengan solusi yang lebih tepat adalah memanfaatkan dan mendorong pemberian kredit dari bank-bank komersial kepada lembaga-lembaga pembiayaan mikro tersebut.


13.              Perbaikan kualitas dan penyediaan pendidikan transisi untuk sekolah menengah

Terlihat dengan banyaknya anak-anak dari keluarga miskin yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dan terpaksa keluar dari sekolah dasar sebelum menamatkannya. Hal ini terkait erat dengan masalah utama pendidikan di Indonesia, yaitu buruknya kualitas pendidikan. Pemerintah dapat memperbaiki kualitas dan mencegah terputusnya pendidikan masyarakat miskin.


14.              Mengurangi tingkat kematian Ibu pada saat persalinan

Hal ini sering terjadi karena bantuan medis yang dibutuhkan tidak tersedia. Dan karena kebanyakan Ibu yang melahirkan memilih untuk meminta bantuan bidan tradisional dari pada fasilitas medis yang tersedia. Mengurangi angka kematian karena ini dengan cara, mengadakan kampanye nasional, menyediakan bantuan persalinan gratis, dan meningkatkan pelatihan bagi bidan desa.


15.              Menyediakan lebih banyak dana untuk daerah-daerah miskin

Kesenjangan fiskal antar daerah di Indonesia sangatlah terasa. Akibatnya pemerintah daerah yang miskin sering tidak dapat menyediakan pelayanan yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun kuallitas.untuk memecahkan masalah tersebut, perlu memperbaiki formulasi Dana Alokasi Umum (DAU) agar memungkinkan pemerintah daerah dapat menyediakan pelayanan dasar yang cukup baik dan meningkatkan pemberian Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk menunjang target program nasional pengentasan kemiskinan.


16.              Merancang perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran

Agar program yang tersedia saat ini, seperti beras untuk orang miskin serta subsidi bahan bakar dan listrik, dapat mencapai sasaran dengan baik untuk menanggulangi kemiskinan.



II.                Kesenjangan Pendapatan

Pembahasan kesenjangan menghendaki pendefisian kelompok-kelompok dalam masyarakat. Selain pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkat pendapatan, pengukuran kesenjangan juga menggunakan daerah sebagai basis pengelompokan. 

Faktor yang menyebabkan kesenjangan pendapatan salah satunya karena kelompok masyarakat yang sangat kaya masih menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi rumah tangga mereka. Sementara sektor industri berorientasi penciptaan nilai tambah penyerap lapangan kerja, yang menjadi salah satu indikator kesuksesan pertumbuhan ekonomi, justru kian melemah.

Indikator Kesenjangan

Ada sejumlah cara untuk mengukur tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang dibagi ke dalam dua kelompok pendekatan, yakni axiomatic dan stochastic dominance. Yang sering digunakan dalam literatur adalah dari kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat ukur, yaitu the generalized entropy (GE), ukuran atkinson, dan koefisien gini. Yang paling sering digunakan yaitu koefisien gini dan kurva lorenz.

Koefisien Gini
Adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1, menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin baik atau merata distribusinya begitu pula untuk sebaliknya, Nilai Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat porsi yang sama dari pendapatan) dan bila 1 : ketidakmerataan yang sempurna dalam pembagian pendapatan.

Kurva Lorenz
Menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan nasional di kalangan-kalangan lapisan penduduk, secara kumulatif pula. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili persentase kumulatif penduduk. Kurvanya sendiri “ditempatkan” pada diagonal utama bujur sangkar tersebut. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal   (semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal, maka ia mencerminkan keadaan yang semakin bururk

Ide dasar dari perhitungan koefisien gini berasal dari kurva lorenz. Semakin tinggi nilai rasio gini, yakni mendekati 1 atau semakin jauh kurva lorenz dari garis 45 derajat tersebut, dan semakin besar tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan.

Kesenjangan dikatakan sangat tinggi apabilai nilai koefisien gini berkisar antara 0,71-1,0. Kesenjangan tinggi dengan nilai koefisien gini 0,5-0,7. Kesenjangan sedang dengan nilai gini antara 0,36-0,49, dan Kesenjangan dikatakan rendah dengan koefisien gini antara 0,2-0,35.

Selain alat ukur diatas, cara pengukuran lainnya yang juga umum digunakan, terutama oleh Bank Dunia adalah dengan cara jumlah penduduk dikelompokkan menjadi tiga group : 40% penduduk dengan pendapatan rendah, 40% penduduk dengan pendapatan menengah, dan 20% penduduk dengan pendapatan tinggi dari jumlah penduduk. Selanjutnya, ketidakmerataan pendapatan diukur berdasarkan pendapatan yang dinikmati oleh 40% penduduk dengan pendapatan rendah. Menurut kriteria Bank Dunia, tingkat ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan dinyatakan tinggi, apabila 40% penduduk dari kelompok berpendapatan rendah menerima lebih kecil dari 12% dari jumlah pendapatan. Tingkat ketidakmerataan sedang, apabila kelompok tersebut menerima 12% sampai 17% dari jumlah pendapatan. Sedangkan ketidakmerataan rendah, apabila kelompok tersebut menerima lebih besar dari 17% dari jumlah pendapatan.


Hubungan antara Kesenjangan Pendapatan dengan Pertumbuhan Ekonomi

Hubungan antara tingkat kesenjangan pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan dengan Kuznet Hypothesis, yaitu pemikiran yang bermula dari transfer yang berasal dari sektor tenaga kerja dengan produktivitas rendah (dan tingkat kesenjangan pendapatan rendah), kesektor yang mempunyai produktivitas tinggi (dan tingkat kesenjangan menengah).



Kesimpulan

Kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok, sehingga ia mengalami kesusahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya. Dan di negara miskin perangsang untuk melaksanakan penanaman modal rendah, karena luas pasar untuk berbagai jenis barang terbatas dan hal belakangan yang disebutkan disebabkan oleh pendapatan masyarakat yang rendah. Ketidak mampuan memenuhi kebutuhan pokok sehingga mengalami kesusahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah kehidupannya, sehingga kemiskinan merajalela baik di dunia berkembang maupun di dunia maju seperti zaman sekarang ini, dan terjadi kesenjangan antara yang miskin dan yang kaya. 

Kesenjangan pendapatan yang terjadi di Indonesia secara makro dipengaruhi oleh adanya kesenjangan dalam alokasi sumber daya; sumberdaya manusia, fisik, teknologi dan capital. Salah satu dampak sosial yang terjadi akibat kesenjangan atau ketimpangan pembangunan ekonomi adalah adanya kemiskinan diberbagai sektor. Kemiskinan menjadi problem kolektif bangsa Indonesia. Berbagai program dan strategi mengentaskan kemiskinan juga telah banyak dilakukan oleh pemerintah, mulai dari penguatan kualitas sumberdaya manusia, pembukaan lapangan pekerjaan, eksplorasi sumberdaya alam dan penyediaan program padat karya. Agar Indonesia bisa makmur, maka Indonesia harus mengelola sendiri kekayaan alamnya. Jika beberapa langkah sederhana bisa dilakukan, niscaya Indonesia akan menjadi lebih baik. 

Perbedaan Kemiskinan dengan Kesenjangan Pendapatan :
- Kemiskinan berkaitan dengan standar hidup yang absolut.
- Sedangkan Kesenjangan pendapatan mengacu pada standar hidup relatif dari seluruh masyarakat.

Kesenjangan pendapatan diduga mempunyai pengaruh yang kuat dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dalam model yang diturunkan dari model pertumbuhan ekonomi. Hubungan kesenjangan pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi tidak terjadi secara langsung. Dengan menggunakan data panel menunjukan kesenjangan pendapatan, kurangnya akses ke pasar-pasar modal dan beberapa perubahan pendapatan semuanya mempunyai dampak negative terhadap investasi pada sumber daya manusia.

Peranan investasi untuk mengurangi kesenjangan pendapatan melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam model pertumbuhan ekonomi diduga mempunyai hubungan yang positif dan signifikan.

* Hubungan antara kesenjangan pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi adalah negative dan signifikan.

* Investasi tidak memperbaiki redistribusi pendapatan, tetapi memperbaiki redistribusi kepemilikan tanah dan meningkatkan effisiensi alokasi sumber daya ekonomi.

* Model pertumbuhan ekonomi yang digunakan masih mengasumsikan fleksibilitas kapital dan labour tidak mudah untuk disubtitusikan terutama pada negara-negara yang sedang berkembang. Kemudahan subsitusi hanya terjadi pada tingkat teknologi yang digunakan.



Daftar Pustaka