I. Judul : Dinamika Pola Pemasaran Gabah dan
Beras di Indonesia
Pengarang : Sudi Mardianto, Yana Supriatna, dan Nur Khoriyah Agustin
Tahun : Desember
2005
II. Tema :
Kondisi pemasaran pangan di Indonesia untuk mencapai efisiensi.
III. Latar Belakang
Masalah
A. Fenomena
Pendapatan
yang diterima petani belum memadai dibanding dengan jerih payah yang telah
dikeluarkannya ditambah dengan resiko kegagalan panen. Tingkat pendapatan yang
diterima petanipun bergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhi
produktivitas lahan. Beberapa indikator menunjukan bahwa di beberapa daerah
banyak petani yang belum menikmati hasil jerih payahnya secara memadai. Disamping
masalah tersebut, salah satu sumber rendahnya harga jual gabah yang diterima
petani adalah panjangnya mata rantai pemasaran gabah.
B. Riset Terdahulu
Hasil studi
terdahulu menunjukan bahwa tingkatan perdagangan gabah terdiri dari pedagang
tingkat desa, pedagang tingkat kecamatan, pedagang tingkat kabupaten, dan
pedagang besar yang akan memproses gabah menjadi beras dan menjualnya ke
konsumen.
C. Motivasi Penelitian
Penilitian
dilakukan untuk membantu petani mendapatkan harga yang lebih layak. Sehingga
perlu dilakukan suatu kajian tentang pola pemasaran beras untuk melihat secara
lebih mendalam fungsi dari masing-masing tingkatan perdagangan gabah secara
efisien.
IV. Metodologi
A. Data
Penelitian ini menggunakan data primer
dan data sekunder untuk menunjang proses penilitian.
B. Variabel
Variabel
yang digunakan dengan menggunakan rata-rata pendapatan konsumen dan pola pemasaran gabah dan beras yang ada di
Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
C. Model Penelitian
Model penelitian jurnal ini
menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan survei dan analisis dari
riset terdahulu berupa teori-teori.
V. Hasil dan Analisis
Untuk mencapai tujuan tersebut
diperlukan kebijakan yang diambil oleh Bulog diantaranya menetapkan harga
dasar, melakukan pembelian gabah dan beras hasil produksi pada masa panen,
memberikan tambahan gaji dalam bentuk beras kepada PNS dan TNI/Polri, melakukan
operasi pasar dengan menambah pasokan beras ke pasar umum pada saat paceklik
dan di daerah deficit, mengisolasi pasar beras domestik dari pengaruh pasar
beras dunia melalui monopoli impor beras hanya oleh Bulog, dan mendistribusikan
beras ke berbagai daerah serta menetapkan harga jual beras yang berbeda antara
daerah untuk menumbuhkan perdagangan swasta. Hal-hal tersebut akan meningkatkan
taraf hidup para petani sesuai dengan hasil yang diperolehnya.
VI. Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan
Penilitian ini bertujuan untuk
mengantisipasi dan menyesuaikan kondisi yang telah berubah. Hasil dan analisis
tersebut untuk meningkatkan efesiensi pasar dan juga untuk mengakomodasi
kemajuan dalam pergeseran sistem pemasaran yang terjadi. Untuk menunjang
terciptanya efisiensi diperlukan pihak pemerintah dalam fungsi pembinaan
seperti pengembangan penilitian, orientasi lapangan dalam hal penyimpanan,
pelatihan-pelatihan manajemen, pemasaran, teknologi penyimpanan, pemrosesan dan
menyeimbangkan pemasaran untuk mencegah adanya monopoli dan oligopoli.
B. Rekomendasi
Untuk mendukung terwujudnya
hal-hal tersebut, maka ada beberapa yang harus dihindarkan seperti munculnya
kebijakan-kebijakan yang membebankan berbagai pungutan dan retribusi pada arus
lalu lintas pertanian yang menyebabkan terjadinya hambatan dan inefesiensi. Dan
untuk kepada petani diharapkan mengurangi intensifnya pengelolaan dengan cara
mengurangi tenaga kerja pada usahatani tersebut agar meningkatkan pendapatan
bersih yang akan diperoleh para petani.
Referensi
pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/FAE23-2d.pdf