:)

:)
WELCOME TO MY BLOG :) HAPPY READING :) I HOPE USEFUL FOR YOU !!! AND PLEASE LEAVE A COMMENT :)

Kamis, 24 Maret 2011

Sektor Pertanian


Pendahuluan

Struktur perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai sekarang masih menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai langkah-langkah perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan mempertimbangkan usaha mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan daerah, sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi kembali sesuai dengan konteks kekinian dan tantangan perekonomian Indonesia di era globalisasi.

Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar dari Sabang sampai Marauke. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia.

Di banyak negara, sektor pertanian yang berhasil merupakan prasyaratan bagi pembangunan sektor industri dan jasa. Para perancang pembangunan Indonesia pada awal Orde Baru menyadari benar hal tersebut, sehingga pembangunan jangka panjang dirancang secara bertahap.  Pada tahap pertama pembangunan dititikberatkan pada pembangunan sektor pertanian dan industri penghasil sarana produksi pertanian. Pada tahap kedua, pembangunan dititik beratkan pada industri pengolahan penunjang sekor pertanian yang selanjutnya secara bertahap dialihkan pada pembangunan industri mesin dan logam. Rancagan pembangunan seperti demikian, diharapkan dapat membentuk struktur perekonomian Indonesia yang serasi dan seimbang, tangguh menghadapi gejolak eternal dan eksternal. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.



Pembahasan


Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian, biokimia, dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. 

Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak. 

Pertanian juga merupakan sektor utama yang paling sentral bagi perkembangan perekonomian bangsa, sebagai tinjauan disaat sektor lain mengalami kemerosotan karena faktor krisis moneter, sektor pertanian merupakan satu-satunya sektor yang mampu bertahan bahkan mengalami surplus pada tahun 1998, hal tersebut mengindikasikan bahwa potensi yang sangat besar berada di sektor pertanian terutama dengan berkembangnya peradaban dan arus  industrialisasi dunia yang menunutut kita untuk lebih mengoptimalkan pertanian indonesia. Indonesia merupakan ranah yang menggiurkan bagi industri pertanian.

Fenomena-fenomena alam yang asri senantiasa menyimpan potensi-potensi pertanian yang sangat bernilai. Letak goeografis Indonesia yang tepat berada di jalur katulistiwa juga menguntungkan bagi varietas-varietas bahan pertanian di Indonesia untuk tetap lestari dan bisa dibudidayakan dengan penerapan tradisional maupun penerapan teknologi (Agrotechnologi). Realita sumberdaya alam yang melimpah ruah seperti itu sewajarnya mampu membangkitkan Indonesia dari limbung negara miskin menjadi negara kaya karena hasil pertaniannya.

Seiring dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi teknis semakin berkurang.

Selain berkurangnya lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah karena pasokan air yang mengairi lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi yang ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis yang kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan siklus cuaca El Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian. Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.

Sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi. Sektor pertanian juga sebagai sektor tempat mayoritas tenaga kerja Indonesia untuk  memperoleh penghasilan hidup. Sesuai dengan permasalahan di sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka kita mempunyai dua strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa depan. 

Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian, dan pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan sumber daya yang memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya, perlu dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan usahanya dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin banyak tenaga kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih menarik. Strategi kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini.

Struktur perekonomian Indonesia sekarang adalah refleksi dari arah perekonomian yang dilakukan di masa lalu. Era orde baru dan era reformasi juga telah menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor penting yang membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia.  Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita dapat meneruskan hasil dari kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah dibangun puluhan tahun lalu, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai saat sekarang ini.

Salah satunya dengan cara kita harus mengedepankan pemuliaan sumberdaya hayati tanaman yang menekankan penarapan dan pengembangan technologi sebagai basis dalam mengembangkan pertanian. Teknik-teknik pemuliaan baik berupa hydroponic, Green House sangat potensional bila diterapkan di tanah Indonesia yang memilki iklim basah. Dengan budidaya varietas secara ilmiah dan kompleks dengan metode bioteknologi kultur jaringan maupun technologi kultur jaringan terkini lainnya mampu menambahkan keragaman genetasi varietas dan secara tidak langsung memperkokoh ketahanan pangan negeri dengan swasembada dan menambah devisa negara dengan fondasi-fondasi produk-produk pertaniannya yang mencakup produk-produk Hortikultura, Perikanan, Kehutanan, Peternakan yang memilki nilai jual tinggi dan laris manis saat dipasarkan secara global melalui Agrobisnis Multinasional maupun Internasional. Tidak cukup hanya budidaya yang bisa diterapkan, tetapi inovasi baru agroteknologi juga merupakan hal yang essensial lain bagi perkembangan pertanian.

Kemudian yang perlu ditekankan lagi bahwa sistem industri belum tentu dapat diterapkan di negara agraris, karena kebanyakan penerapan industrialisasinya lebih menjurus kepada pengkonversian lahan-lahan pertanian yang berdampak buruk terhadap lingkungan seperti global warming, bencana alam. Dari sini kita mampu berfikir bijaksana melihat kearifan lokal yang ada bahwa alangkah lebih bijaknya apabila sektor pertanian tersebut lebih kita perhatikan dengan memasukan sektor industri secara intensif sebagai penunjang sektor pertanian indonesia sehingga dapat meningkatkan hasil dengan efektif dan efisien.

Beberapa pertimbangan tentang pentingnya mengakselerasi sektor pertanian di Indonesia dikemukakan oleh Simatupang (1997) :

  • a.      Sektor pertanian masih tetap sebagai penyerap kerja, sehingga akselersi pembangunan sektor pertanian akan membantu mengatasi masalah pengangguran.

  • b.      Sektor pertanian merupakan penopang utama perekonomian desa dimana sebagian besar penduduk berada. Oleh karena itu, akselerasi pembangunan pertanian paling tepat untuk mendorong perekonomian desa dalam rangka meningkatkan pendapatan sebagian besar penduduk Indonesia dan sekaligus pengentasan kemiskinan.

  • c.       Sektor pertanian sebagai penghasil makanan pokok penduduk, sehingga dengan akselerasi pembangunan pertanian maka penyediaan pangan dapat terjamin. Langkah ini penting untuk mengurangi ketergantungan pangan pada pasar dunia.

  • d.      Harga produk pertanian memiliki bobot yang besar dalam indeks harga konsumen sehingga dinamikanya amat berpengaruh terhadap laju inflasi. Oleh karena itu, akselerasi pembangunan pertanian akan membantu menjaga stabilitas perekonomia Indonesia.

  • e.      Akselerasi pembangunan pertanian sangatlah penting dalam rangka mendorong ekspor mengurangi impor produk pertanian, sehingga dalam hal ini dapat membantu menjaga keseimbangan neraca pembayaran.


  • f.        Akselerasi pembangunan pertanian mampu meningkatkan kinerja sektor industri. Hal ini karena terdapat keterkaitan yang erat antara sektor pertanian dengan sektor industri yang meliputi keterkaitan produk, konsumsi dan investasi.

Keterikatan antara sektor pertanian dengan sektor industri tidak hanya keterkaitan produk, tetapi ada media keterikatan lainnya yaitu keterikatan konsumsi, investasi dan tenaga kerja yang mampu menjelaskan secara lebih menyeluruh mengenai keterikatan kedua sektor tersebut. Hasil penelitian Roberts (1998) menunjukan bahwa :

  • a.      Semakin tinggi output sektor pertanian maka semakin tinggi pula pengeluaran untuk komoditas bukan pangan (nonfood) dan pengeluaran untuk pakaian.

  • b.      Semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka semakin tinggi pula simpanan (savings) rumah tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar